. TMXMF's profile

Cerita Bergambar "Dayang Rindu" (Indonesia Folklore)

Karakter Cerita Rakyat Dayang Rindu
Alkisah, di kerajaan Palembang. Keriya Niru melaporkan kepada Raja Palembang yaitu Pangeran Riya, Bahwa ada seorang gadis yang sangat cantik yang bernama Dayang Rindu. “Mohon ampun tuanku Pangeran... di Tanjung Iran, ada seorang putri yang cantik bernama Dayang Rindu. Dia adalah putri dari putra Keriya Carang, yang kecantikannya tidak mengecewakan tuanku Pangeran” kata Keriya Niru yang sedang memberitahukan kepada Pangeran.
Mendengar berita ini. Pangeran bertanya kepada Keriya Niru “Apakah kecantikannya dapat mengungguli kecantikan kelima putri penari di istana”. Keriya Niru menjawab “ Tentu saja tuanku, kalau dibandingkan dengan kelima putri penari ini, mereka sangatlah tidak sebanding dan belum ada apa-apanya tuanku Pangeran. Putri Dayang Rindu memiliki wajah yang sangat cantik. kulit bersih bagaikan pualam, rambutnya panjang tergerai indah, pinggangnya ramping dan ah, hamba tidak dapat membayangkannya dan melukiskan dengan kata-kata”
Setelah mendengar kabar itu Pangeran tertarik untuk meminang Dayang Rindu  dengan membawa mahar berupa hadiah-hadiah untuk persembahan Dayang Rindu. Lalu pangeran memanggil Temenggung Itam untuk pergi ke Tanjung Iran bersama dengan Keriya Niru dan membawa si Dayang Rindu kehadapannya. “Ingat... jangan sampai gagal membawa putri Dayang Rindu ke istanaku. Bila perlu gunakan strategi politik praktis. Sedikit kekerasan dan paksa” ujar Pangeran Riya.
“Baiklah tuanku, perintah pangeran segera hamba laksanakan”, kata si Temenggung Itam. Setelah di perintahkan Keriya Niru dan Temenggung Itam bersiap-siap untuk berlayar ke Tanjung Iran dengan menggunakan kapal besar untuk melewati sungai yang deras. Pada saat di perjalanan Keriya Niru memperingatkan Temenggung Itam agar tidak menggunakan kekerasan terhadap orang-orang di Tanjung Iran jika seandainya ditolak.
Namun Temenunggung Itam menolak dan berkata “Kita harus membawa Dayang Rindu dengan segala cara ke hadapan Pangeran Riya. Itu merupakan bukti kesetiaan kita pada perintahnya”. Namun Keriya Niru masih berharap agar tidak terjadi perselisihan atau hal yang  buruk di Tanjung Iran.
Setelah kapal tiba di dermaga tempat penambatan di Tanjung Iran. Temenggung Itam dan Keriya Niru bertemu dengan ayah dari Dayang Rindu yaitu Wayang Semu untuk menyampaikan pesan dari Pangeran Riya bahwa beliau ingin menjadikan Dayang Rindu Menjadi Permaisuri. ”Kami menyampaikan pesan dari Pangeran Riya, bahwa beliau ingin memberikan sebuah mahar untuk putri Dayang Rindu. Pangeran Riya berharap betul agar Dayang Rindu menjadi permaisurinya” Ujar Temenggung Itam
Namun Wayang Semu menolak secara halus karena Dayang Rindu akan di tunangkan dengan Ki Bayi Radin “Bukan kami menolak, bukan pula kami tidak menerima. Kami sangat berbahagia sekali Pangeran kerajaan Palembang ingin meminang Dayang Rindu. Namun saat ini Dayang Rindu akan di tunangkan dengan Ki Bayi Radin” ujar Wayang Semu.
Temenggung Itam mendesak Wayang Semu agar Dayang Rindu dijadikan permaisuri dan membatalkan pertunangan dengan Ki Bayi Radin dengan Dayang Rindu, akan tetapi Wayang Semu tetap menolak dan meninggalkan Temenggung Itam dan Keriya Niru. “Maaf tuan-tuan, aku mohon undur diri”.
Pada saat itu Temenggung Itam merasa kesal karena mahar Pangeran Riya yang ditolak Wayang Semu. Lalu Temenggung Itam memutuskan untuk melakukan kekerasan dengan peralatan perang, “Jika kalau begini keadaanya terpaksa kita harus melakukan dengan cara kekerasan. Sekarang siapkan semua peralatan perang !. Kita harus tetap memboyong Dayang Rindu, kita paksa untuk kita bawa kehadapan Pangeran Riya. Kita desak keluarga Wayang Semu untuk menyerahkan Dayang Rindu” ujar Temenggung Itam”.
Setelah bertemu dengan Temenggung Itam. Wayang Semu kembali ke rumah dan memberitahukan ke Dayang Rindu bahwa Pangeran Riya ingin meminangnya “Putriku Dayang... tadi ayahanda bertemu dengan orang-orang dari kerajaan Palembang mereka mengirimkan pesan bahwa Pangeran Riya Ingin meminang kamu. Jika kamu masih ingin ditunangkan dengan Ki Bayi Radin kamu harus cepat-cepat meminta untuk ditunangkan dengan Ki Bayi Radin” kata Wayang Semu.
Dayang Rindu yang mendengarkan ucapan dari ayahandanya sempat terkejut karena ia sudah lama ingin bertunangan dengan Ki Bayi Radin “Oh tidak ayahanda... ananda hanya ingin ditunangkan dengan Ki Bayi Radin. Demi cahaya benderang ananda akan menemui Ki Bayi Radin” ujar Dayang Rindu. Lalu Wayang Semu mengizinkan Dayang Rindu Untuk menemui Ki Rayi Badin.
Dengan tergesa-gesa Dayang Rindu menemui Ki Bayi Radin di taman dan menanyakan pertunangannya “Kanda, seperjauh pertunangan kita dinda telah menutup hati untuk pinang-pinangan lain. Bahkan pinangan Pangeran Riya pun telah sampai pada dinda. Tetapi kenapa kanda begitu lama meminangku” ujar Dayang Rindu.
“Duhai dinda Dayang Rindu, tak sanggup lagi hati ini menahan dendam rindu untuk meminangmu... tetapi... mahar yang diminta kepada kanda begitu berat untuk kanda penuhi. Kanda pikir mustahil untuk mendapatkan kerbau bertanduk tiga” kata Ki Bayi Radin. Si Dayang Rindu mencelanya bahwa dia mengulur-ulur pertunangan dengan begitu lamanya.
Ki Bayi Radin mengingatkan bahwa hal ini disebabkan karena permintaan Keriya Carang atau kakek si Dayang Rindu yang meminta mahar berupa seekor kerbau bertanduk tiga. Dayang Rindu merasa pertunangannya tak akan bakal terjadi karena mahar yang mustahil didapatkan, lalu ia pulang kerumah dengan isak tangis air mata.
Setelah pulang ke rumah Dayang Rindu menemui Keriya Carang dan menanyakan tentang mahar yang diberikan kepada Ki Bayi Radin “Oh kakek... Apakah benar mahar yang kau berikan kepada Ki Bayi Radin yaitu kerbau bertanduk tiga” kata Dayang Rindu. “Benar cucuku, itu adalah persyaratan untuk meminangmu” ujar Keriya Carang.
Dayang Rindu yang tak terima akan persyaratan itu meminta mengubah sebuah mahar dengan Keriya Carang. Namun Keriya Carang tidak bisa mengubah persyaratan yang telah diatur adat yang dijunjung “Tak mungkin, cucuku. Segala persyaratan mengenai perjodohan telah diatur adat yang kita junjungi” kata Keriya Carang.
Namun di tengah percakapan antara Dayang Rindu dan Keriya Carang. Ada suara gaduh diluar rumah yang memanggil Wayang Semu “Wayang Semu... Keluar kau dan bawa Dayang Rindu keluar !” teriakan Temenggung Itam. Dayang Rindu yang merasa di panggil juga merasa terkejut.
Lalu  Keriya Carang  yang sedang bersama Dayang Rindu memanggil Wayang Semu keluar dari dalam kamar. Keriya Carang menanyakan kenapa mereka memanggilnya “Ada apa ini... Wayang Semu mereka memanggilmu diluar dengan berteriak” kata Keriya Carang.
“Mereka adalah orang dari kerajaan Palembang, yang ingin membawa Dayang Rindu untuk dijadikan permaisuri Pangeran Riya” ujar Wayang Semu. Lalu mereka langsung keluar rumah dan menyuruh Dayang Rindu untuk tetap didalam rumah. “Putriku Dayang Rindu tetaplah didalam rumah” kata Wayang Semu.
“Dimana Dayang Rindu Wayang Semu cepat serahkan kepada kami atau kami akan melakukan kekerasan” kata Temenggung Itam. Lalu Keriya Carang marah dengan Temenggung Itam “Berani-beraninya kau mengancam kami... kau tidak tahu di Tanjung Iran ini memiliki penduduk yang Sakti hah...”. Kata Keriya Carang.
Temenggung Itam yang merasa diremehkan langsung mengajak perang dengan orang-orang di Tanjung Iran “Baiklah kalau begitu, kami dari kerajaan Palembang menyatakan perang dengan Tanjung Iran” kata Temenggung Itam.
Dayang Rindu yang mendengar dari dalam rumah terkejut dan menangis karena kerajaan Palembang akan berperang dengan Tanjung Iran. Lalu akhirnya Dayang Rindu keluar rumah untuk menyerahkan diri agar perperangan tidak terjadi. “Aku ada disini tuan-tuan, aku akan ikut dengan kalian ke kerajaan Palembang untuk ditunangkan kepada Pangeran Riya” kata Dayang Rindu.
Wayang Semu dan Keriya Carang terkejut karena Dayang Rindu memutuskan akan ikut dengan Orang-orang dari kerjaan Palembang untuk dijadikan permaisuri Pangeran Riya “ Putriku Dayang kenapa kau mau ikut dengan mereka. Bukannya kau akan ditunangkan dengan Ki Bayi Radin” Ujar Wayang Semu.
“Tidak ayahanda... mahar yang diberikan terlalu mustahil untuk dipenuhi Ki Bayi Radin karena ia harus mencari kerbau bertanduk tiga, biarkan aku pergi ke kerajaan Palembang demi menghentikan perperangan ini dan mencegah menimbulkan korban yang tidak bersalah” kata Dayang Rindu. Wayang Semu yang mendengar itu merasa perihatin terhadap Dayang Rindu karena Adat yang dijunjung membuat Dayang Rindu menjadi tertekan.
Cerita Rakyat Dayang Rindu merupakan salah satu cerita dari kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatra Selatan. Cerita Dayang Rindu tidak hanya populer di Sumatra Selatan namun juga dikenal di Provinsi lainya seperti Bengkulu, Jambi, dan Lampung dengan versi cerita yang berbeda. Cerita Rakyat Dayang Rindu merupakan cerita yang mengisahkan tentang gadis cantik yang tinggal di desa Tanjung Iran, sangking cantiknya Sang Raja dari Kerajaan Palembang ingin meminangnya.
Credit:
Penulis naskah:
Edwin Fast

Editor:
Muhammad Satya Prima
Mohammad Fikri

Penyunting Naskah:
Muhammad Satya Prima

Ilustrator:
Mohammad Fikri

Setting dan Layout:
Muhammad Satya Prima
Mohammad Fikri
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA!
Cerita Bergambar "Dayang Rindu" (Indonesia Folklore)
Published:

Owner

Cerita Bergambar "Dayang Rindu" (Indonesia Folklore)

Cerita Rakyat Dayang Rindu is Indonesia Folklore

Published: