Endi Burhan's profile

Pasujudan - Entry Sayembara Masjid Agung Sleman

“ Sujud adalah kenangan terbaik kita (kaum muslimin) semasa didunia”
(KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim)

Romantisme Penghambaan dengan menyerahkan, meletakkan semua beban dan kenikmatan (yang dirasa milik) dirinya di tempat yang rendah demi Zat yang Maha Tinggi, Maha Kuasa, dan membiarkan segalanya berada dalam pengaturan dan pelukan Zat yang Maha Tinggi, ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.   Romantisme yang begitu agung kandungannya ini, membuat masjid, yang  menjadi ruang berkegiatan, tidak memerlukan lagi adanya kosmetik yang berlebihan untuk mengatakan identitas dirinya.

Pun dengan Identitasnya yang terikat dengan kebermanfaatan komunal, membuat masjid selalu menjadi bangunan yang fungsional namun tetap gamblang dan normatif dalam desainnya. Masjid tak hanya fungsional tetapi juga harus mencirikan kegiatan di dalamnya. Ini merupakan ciri yang sering disalahartikan menjadi kosmetik (tanda riasan semata) daripada “sebuah Tanda Lahir’  yang merupakan arti sebenarnya.

Masjid harus fleksibel dan sederhana, namun tetap mencirikan kegiatan yang ditampung di dalamnya. “Pasujudan” menjadi konsep dasar bahwa masjid  harus fungsional, sebagai watak individunya, kemudian fleksibilitas membantunya menjadi naungan yang teduh, menjadi oase bagi individu yang  telah maupun ingin bersentuhan dengan bangunan ini. Hal ini tentunya harus dicapai tanpa melupakan bahwa identitas filosofis masjid adalah sebagai tempat penuh romatisme bagi seorang hamba kepada Tuhan-nya (harus tetap terjaga dan lestari). Karena, inilah salah satu tempat yang akan menjadi kenang-kenangan bagi seorang hamba ketika “pulang” nantinya.
Pasujudan - Entry Sayembara Masjid Agung Sleman
Published:

Owner

Pasujudan - Entry Sayembara Masjid Agung Sleman

Published: