Brief: MEMECAHKAN BIAS GENDER DALAM IKLAN
Background & Problem:
Meskipun ada tanda-tanda positif bahwa pemerintah menerapkan perubahan yang diperlukan bagi perempuan untuk berkembang di tempat kerja, ketidaksetaraan gender tetap ada, sebagian karena norma sosial yang merugikan, stereotip seputar peran gender tradisional bagi perempuan dalam keluarga, di tempat kerja, dan dalam perekonomian.
Iklan adalah salah satu pesan yang paling kuat di media, memungkinkan mereka untuk mempengaruhi wacana publik tentang isu-isu. Penelitian mengatakan iklan di satu sisi dapat "mencerminkan" masyarakat dan di sisi lain "mencetak" gagasan, sikap, dan perilaku publik. Namun, penggambaran laki-laki dan perempuan dalam iklan seringkali tidak setara, menggambarkan perempuan dan laki-laki dalam konteks stereotip gender yang merugikan. Hal ini menimbulkan perlunya upaya untuk menyadarkan industri periklanan akan perannya dalam mempengaruhi norma-norma gender secara positif.
Campiagn Objective:
Buat brand untuk mempraktikkan kesetaraan gender dalam iklannya. Kesetaraan gender dalam iklan tidak hanya tentang meningkatkan visibilitas wanita dalam iklan, tetapi juga tentang bagaimana mereka digambarkan.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung menjadi objek seksual dan/atau digambarkan dengan cara yang tidak berdaya. Sebaliknya, mereka mengakui bahwa laki-laki juga dibatasi oleh stereotip gender—misalnya, stigma yang dikaitkan dengan laki-laki yang melakukan peran peduli atau menunjukkan emosi.
Target Audience: Pengambil keputusan dalam brand, perusahaan, dan korporasi.
Task:
1. Membuat kampanye yang menjelaskan atau mengilustrasikan masalah stereotip gender dalam periklanan dan relevansinya dengan brand.
2. Tawarkan solusi dan sertakan call to action untuk brand dalam kampanye yang dibuat
